Ikut Lomba Cuci Tangan, Cara Direktur RSUD Sondosia Apakah Sudah Benar?
RSUD Sondosia kabupaten Bima, Tanggal 17 Agustus ini akan berusia 12 tahun. Menyambut hari jadinya tersebut, berbagai lomba serentak digelar di internal rumah sakit. Seperti hari ini (14/8) RSUD Sondosia menggelar lomba cuci tangan bagi seluruh karyawan. Pemilihan perserta lomba dilakukan secara acak. Kejutannya, diantara peserta terpilih tersebut termasuk Direktur RSUD Sondosia yang mewakili unsur manajemen.

“Ini bagus yah, jadi semua orang di RS ini harus belajar cara cuci tangan yang benar, karena semua orang punya potensi untuk terpilih sebagai peserta. Tentu saja kecuali tiga orang juri”, komentar Dr. Firman, MPH, direktur RSUD Sondosia.
Lomba cuci tangan sendiri dilaksanakan di depan ruang kelas III. Lomba cuci tangan disamping dihadiri lebih 20 orang peserta, juga disaksikan pasien dan keluarganya dan beberapa media.
Ketua Tim Juri, Eka Mulyana Sari, S.Kep.Ns mengaku jika secara umum para peserta sudah tau dan memahami lima (5) momen dan enam (6) langkah mencuci tangan dengan benar. “Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar. Dengan adanya lomba ini, diharapkan kebiasaan mencuci tangan yang benar ini jadi budaya keseharian mencuci tangan kita”, ujar Perawat IPCN (Infection Prevention Control Nurse) ini. Disamping itu, menurutnya kebiasaan mencuci tangan dengan 6 langkah ini menjadi cara mudah dan murah untuk mencegah atau memutus mata rantai penularan infeksi di rumah sakit.

Khusus direktur yang menjadi peserta lomba, Eka mengaku senang direktur ikut terpilih sebagai peserta, karena bisa menjadi contoh. Sayangnya direktur belum sempurna mempraktekkannya. “Beliau tidak mencopot jam tangan nya. Mungkin lupa atau itu juga menjadi kebiasaan kita semua. Kalau dari pemahaman lima moment dan enam langkah dalam cuci tangan sudah benar”, jelas nya.
Lebih jauh Eka menyampaikan agar kegiatan lomba cuci tangan ini menjadi pengingat akan pentingnya melakukan 6 langkah cuci tangan yang benar dan kapan harus dilakukan. “saya sih berharap tenaga kesehatan (nakes) di RSUD Sondosia ini bias lebih dari 90% dapat menguasai dan membiasakan kegiatan cuci tangan dengan benar, dan tau kapan hal itu perlu dilakukan”, ujarnya. Bahkan menurut Eka, dari teman-teman nya yang terpilih untuk melakukan praktek kegiatan cuci tangan baik kategori nakes maupun non nakes, masih ada yang lupa moment cuci tangan atau tidak sempurna dalam prakteknya. Untuk itu, kegiatan ini jadi evaluasi bagi dirinya dan tim untuk menggalakkan lagi 5 momen cuci tangan ini.
Dengan demikian, praktek dan kebiasaan sederhana mencuci tangan ini dapat memutus mata rantau penularan penyakit di rumah sakit.